Kakek yang marah masuk di saat yang sangat tidak tepat yaitu tepatnya ketika Dae-woong akan menjawab permintaan Mi-ho untuk menyukainya juga. Karena si jahat Hye-in, kakek dan bibi Min-sook jadi punya kesan kalau Mi-ho adalah cewek matre yang mendorong Dae-woong untuk membahayakan kesehatannya dengan main film.
Kakek memerintahkan mereka untuk putus dan agar Dae-woong mengemasi barang2nya. Dae-woong menolak dengan berkata kalau dia baik2 saja dan jika dia tinggal disini bersama Mi-ho, tidak akan ada yang salah. Mi-ho mendengarkan perkataan untuk berpisah ini waktu dia menunggu di bawah dengan takut dan berlari untuk buka mulut tapi jantung Mi-ho mulai beraksi. Ini adalah bagian dari proses pemudaran gumiho. Mi-ho menghentikan langkahnya dan membeku kesakitan.
Dae-woong membela diri dihadapan kakek dan bibinya dengan berkata kalau kakek selalu memintanya untuk menjadi manusia dan seorang lelaki, jadi bagaimana bisa kakek menyuruhnya untuk berhenti. Dae-woong berkata, “Aku akan memikul tanggung jawab ini sampai akhir seperti yang kakek harapkan dan tidak menyerah.” Kakek dan bibi menggerutu tapi mereka sudah mempunya rencana cadangan. Setelah Dae-woong kembali ke loteng, kakek memandang Min-sook sebagai awal dari dimulainya rencana mereka.
Di dalam, Dae-woong menemukan Mi-ho yang terduduk di lantai dan bertanya ada apa. Tepat pada saat itu, sebuah erangan terdengar dari luar dan Min-sook berteriak memanggil Dae-woong. Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia akan segera kembali. Lalu, dia berlari keluar untuk membawa kakek ke rumah sakit, yang ironisnya meninggalkan orang yang benar2 sakit dan membawa ke rumah sakit orang yang berpura-pura sakit.
Mi-ho duduk kesakitan, mata birunya menandakan kalau dia kehilangan kendali atas perubahan bentuknya seperti yang terjadi di atas kapal sebagai akibat dari terpisahnya dia dari manik2 serigalanya. Ketika Mi-ho tersandung ke tempat tidur, dia menendang camcorder ke lantai – yang ternyata menyala dan mulai merekam. Mi-ho ambruk dan berkata, “Rasanya sakit sekali.”
Memang sudah diprediksi kalau malam ini adalah malam yang menandai ‘kematian pertama’. Ekor Mi-ho menghilang satu. Dia melihat ekornya menghilang dan berkata, “Aku pasti benar2 sekarat!”
Di dalam mobil, kakek memberitahu kalau dia tidak benar2 kesakitan tapi menggunakan itu sebagai tanda: kalau Dae-woong tidak ingin kakek benar2 pingsan, maka Dae-woong harus ikut dengan patuh. Karena mengingat Mi-ho, Dae-woong meminta bibinya untuk kembali dan mengancam akan melompat kalau bibi tidak mau berhenti. Dae-woong mengatakan kalau dia hanya ingin memastikan kalau Mi-ho baik2 saja lalu dia akan pulang ke rumah.
Dae-woong berlari selama perjalanan ke loteng dan ketika dia sampai disana, dia mendapati Mi-ho sudah lebih baik. Meski begitu, dahi Mi-ho luar biasa dingin. Mi-ho mengatakan kalau dia baik2 saja dan ini mungkin akibat dari dia yang bekerja terlalu keras mencuci piring.
Setelah memastikan kalau Mi-ho baik2 saja, Dae-woong harus kembali ke rumah sampai dia mendapatkan jaminan kalau kakek tidak akan jatuh sakit lagi. Mi-ho meminta Dae-woong untuk tidak khawatir dan kembali ke ‘rumah kita’ saat kakek sudah lebih baik. Tidak sampai Dae-woong membalikkan badannya, Mi-ho sudah menyeringai. Dia menyembunyikan sakitnya untuk ketenangan Dae-woong.
Frase ‘rumah kita’ memberikan efek buat Dae-woong yang tiba2 saja merasakan kekagetan sebab membiarkan dirinya merasa nyaman bersama Mi-ho. Untuk itulah, Dae-woong merasa bimbang waktu Mi-ho bertanya apakah Dae-woong akan kembali sebelum bunga2nya layu sebab Dae-woong tidak ingin merasakan keterikatan pada ‘rumah’ yang telah mereka bangun bersama. Ini juga membuat Dae-woong ingat pada kelopak bunga yang jatuh tadi.
Kemudian cayaha mulai berkedip yang mencerminkan keraguan Dae-woong. Kakek menelpon dan Dae-woong menganggapnya sebagai peringatan untuk kembali ke akal sehatnya. Setelah Dae-woong pergi, Mi-ho mendapati kalau cahaya sudah menghilang sepenuhnya – yang mengindikasikan kalau Dae-woong sudah membuat keputusannya. Ketika kembali ke rumah keluarganya, Dae-woong mengingatkan dirinya kalau inilah rumahnya dimana cahayanya terang. Dia mencoba meyakinkan dirinya kalau begini lebih baik dengan adanya jarak antara dirinya dan Mi-ho.
View Full Post
Kakek memerintahkan mereka untuk putus dan agar Dae-woong mengemasi barang2nya. Dae-woong menolak dengan berkata kalau dia baik2 saja dan jika dia tinggal disini bersama Mi-ho, tidak akan ada yang salah. Mi-ho mendengarkan perkataan untuk berpisah ini waktu dia menunggu di bawah dengan takut dan berlari untuk buka mulut tapi jantung Mi-ho mulai beraksi. Ini adalah bagian dari proses pemudaran gumiho. Mi-ho menghentikan langkahnya dan membeku kesakitan.
Dae-woong membela diri dihadapan kakek dan bibinya dengan berkata kalau kakek selalu memintanya untuk menjadi manusia dan seorang lelaki, jadi bagaimana bisa kakek menyuruhnya untuk berhenti. Dae-woong berkata, “Aku akan memikul tanggung jawab ini sampai akhir seperti yang kakek harapkan dan tidak menyerah.” Kakek dan bibi menggerutu tapi mereka sudah mempunya rencana cadangan. Setelah Dae-woong kembali ke loteng, kakek memandang Min-sook sebagai awal dari dimulainya rencana mereka.
Di dalam, Dae-woong menemukan Mi-ho yang terduduk di lantai dan bertanya ada apa. Tepat pada saat itu, sebuah erangan terdengar dari luar dan Min-sook berteriak memanggil Dae-woong. Dae-woong berkata pada Mi-ho kalau dia akan segera kembali. Lalu, dia berlari keluar untuk membawa kakek ke rumah sakit, yang ironisnya meninggalkan orang yang benar2 sakit dan membawa ke rumah sakit orang yang berpura-pura sakit.
Mi-ho duduk kesakitan, mata birunya menandakan kalau dia kehilangan kendali atas perubahan bentuknya seperti yang terjadi di atas kapal sebagai akibat dari terpisahnya dia dari manik2 serigalanya. Ketika Mi-ho tersandung ke tempat tidur, dia menendang camcorder ke lantai – yang ternyata menyala dan mulai merekam. Mi-ho ambruk dan berkata, “Rasanya sakit sekali.”
Memang sudah diprediksi kalau malam ini adalah malam yang menandai ‘kematian pertama’. Ekor Mi-ho menghilang satu. Dia melihat ekornya menghilang dan berkata, “Aku pasti benar2 sekarat!”
Di dalam mobil, kakek memberitahu kalau dia tidak benar2 kesakitan tapi menggunakan itu sebagai tanda: kalau Dae-woong tidak ingin kakek benar2 pingsan, maka Dae-woong harus ikut dengan patuh. Karena mengingat Mi-ho, Dae-woong meminta bibinya untuk kembali dan mengancam akan melompat kalau bibi tidak mau berhenti. Dae-woong mengatakan kalau dia hanya ingin memastikan kalau Mi-ho baik2 saja lalu dia akan pulang ke rumah.
Dae-woong berlari selama perjalanan ke loteng dan ketika dia sampai disana, dia mendapati Mi-ho sudah lebih baik. Meski begitu, dahi Mi-ho luar biasa dingin. Mi-ho mengatakan kalau dia baik2 saja dan ini mungkin akibat dari dia yang bekerja terlalu keras mencuci piring.
Setelah memastikan kalau Mi-ho baik2 saja, Dae-woong harus kembali ke rumah sampai dia mendapatkan jaminan kalau kakek tidak akan jatuh sakit lagi. Mi-ho meminta Dae-woong untuk tidak khawatir dan kembali ke ‘rumah kita’ saat kakek sudah lebih baik. Tidak sampai Dae-woong membalikkan badannya, Mi-ho sudah menyeringai. Dia menyembunyikan sakitnya untuk ketenangan Dae-woong.
Frase ‘rumah kita’ memberikan efek buat Dae-woong yang tiba2 saja merasakan kekagetan sebab membiarkan dirinya merasa nyaman bersama Mi-ho. Untuk itulah, Dae-woong merasa bimbang waktu Mi-ho bertanya apakah Dae-woong akan kembali sebelum bunga2nya layu sebab Dae-woong tidak ingin merasakan keterikatan pada ‘rumah’ yang telah mereka bangun bersama. Ini juga membuat Dae-woong ingat pada kelopak bunga yang jatuh tadi.
Kemudian cayaha mulai berkedip yang mencerminkan keraguan Dae-woong. Kakek menelpon dan Dae-woong menganggapnya sebagai peringatan untuk kembali ke akal sehatnya. Setelah Dae-woong pergi, Mi-ho mendapati kalau cahaya sudah menghilang sepenuhnya – yang mengindikasikan kalau Dae-woong sudah membuat keputusannya. Ketika kembali ke rumah keluarganya, Dae-woong mengingatkan dirinya kalau inilah rumahnya dimana cahayanya terang. Dia mencoba meyakinkan dirinya kalau begini lebih baik dengan adanya jarak antara dirinya dan Mi-ho.
View Full Post
cr : meylaniaryanti@wp
TAKE OUT WITH FULL CREDIT
Post a Comment