Author : ssarangbit
oh baby say goodbye
oh jamsiman goodbye ..
Hp ku bergetar, segera kulihat hp ku, ‘ahh, ternyata dari namja rese-ku’ ujarku dalam hati.
“Nae Ssa-ah ~ aku tidak mau tahu, pokoknya liburan kali ini kamu harus ke Korea!!! >.<” Segera ku balas sms darinya, “andwe!!! Aku mau pergi berlibur dengan teman-temanku, oppa.” 5 menit kemudian, “aniyo!! Kamu harus ke Korea!!! Aku sudah pesankan tiket ke Korea atas namamu dan berangkat besok siang. Aku sudah bilang pada nii ssa noona, dia sudah mengambilkan tiketnya.” ‘MWO?? Dia sudah pesankan aku tiket ke Korea dan berangkat besok siang??’ ujarku dalam hati lagi. Aku segera berlari ke kamar Nii Ssa eonni, dan bertanya kepadanya, “Eonni!!!! Apa benar namja rese-ku itu sudah pesan tiket ke Korea buatku?” tanyaku dengan nada keras. “aigo~ jangan bicara keras-keras, eonni mu ini tidak tuli!! Ne, dia tadi telepon aku dan sebelum pulang ke rumah, aku sudah mengambilkan tiketmu. Nih!!” balas eonni seraya memberikan tiket kepadaku. “ahhhh~ namja itu!!! Selalu seperti itu, ga pernah mau diskusi dulu denganku soal hal-hal yang serius seperti ini.” Ujarku dengan nada kesal dan langsung mengambil tiket yang diberikan Nii Ssa eonni. “aku ke kamar dulu, eonni.” Kataku seraya keluar dari kamar eonni ku. Ku rebahkan badanku di atas tempat tidur ku, kubuka hp ku yang berbentuk flip, ku perhatikan baik-baik wajah namja yang membuatku kesal setiap saat tapi sangat kucintai. Aku memotret diriku bersama dengan tiket yang dia belikan untukku, lalu aku kirim MMS kepadanya dengan pesan, “Inikah tiket darimu? Aku sangat tidak ingin ke Korea!! Bukankah kamu sendiri yang bilang padaku kalau jadwal kamu sedang sangat padat saat ini? Kalau aku ke Korea, sama aja bohong, aku pasti sendirian disana!!” Dia membalas pesanku, “ne~ aku mohon, kamu ke Korea saja ya chagi. Aku pasti akan menemanimu kok. ^^” Ahhhh~ dia selalu tahu kelemahanku. Entah kenapa setiap dia sudah menyebut kata ‘mohon” , sulit sekali bagiku untuk menolaknya. Ya, akhirnya kuputuskan untuk berangkat ke Korea, namun, pesan terakhir darinya tidak aku balas, sengaja tidak ku balas, pura-pura kesal dengannya supaya menjadi kejutan untuknya besok. Aku pun langsung mengemasi pakaian dan barang-barang yang akan aku bawa selama ke Korea. Tidak tahu sampai kapan aku akan di Korea, tapi sepertinya tidak akan lama. Setelah satu jam membereskan barang-barangku, aku pun tidur dengan lelap. Namaku Nae Ssa. Aku terlahir sebagai seorang perempuan berdarah campuran. Ayahku asli orang Korea, sedangkan bunda asli Indonesia. Aku hanya memiliki satu kakak perempuan, Nii Ssa namanya. Perbedaan umurku dan kakakku 5 tahun, dia sekarang sudah bekerja di salah satu perusahaan periklanan ternama di Jakarta, sedangkan aku sampai saat ini masih seorang mahasiswi jurusan sastra inggris di sebuah universitas swasta. Hmm, mungkin cukup sampai saat itu aku ceritakan kehidupan keluargaku, lalu bagaimana dengan hubunganku dengan seorang namja yang selalu ku anggap aneh itu? FLASHBACK - Aku selalu bingung apabila ditanya darimana awalnya bisa kenal dengan namja aneh itu. 1 tahun yang lalu, ayah mengajakku ke Korea untuk mengunjungi haelmoni di Incheon. Saat itu ketika kami tiba di bandara Incheon, terlihat keramaian disana. Kebanyakan dari kemurunan orang-orang itu adalah perempuan. Ku lihat banyak di antara mereka yang memegang banner bertuliskan hangul dimana-mana, ‘ahhhh, Super Junior!” ujarku dalam hati saat itu. Yaa, mereka adalah para ELF yang merupakan fans dari sebuah boyband yang terkenal di Korea dan seluruh dunia menurutku, Super Junior. Aku tahu Super Junior karena Nii Ssa eonni yang merupakan salah satu fan mereka selalu menceritakan tentang SJ kepadaku, tapi aku tidak tertarik sama sekali. Adik ayah menjemput kami di bandara, ketika aku sedang asyik membaca banner yang dibawa oleh para ELF tersebut, ternyata aku sudah terpisah dengan ayah. Aku langsung mencari ayah sambil memegang hp ku, ku telepon ayah, tapi tidak ada jawaban darinya, ‘pasti hp masih di-silent sama appa.’ Ujarku dengan nada gemas. Ketika sibuk dengan ponselku, tanpa aku sadari kerumunan ELF tadi berlari ke arahku, jumlah mereka bukan hanya puluhan tapi ratusan, aku bingung ada apa, ternyata di belakang aku ada beberapa member SJ yang sedang berjalan menuju parkiran kendaraan di bandara. Aku panik! Segera menghindar tapi yang terjadi aku malah terjatuh dan … ‘krakkkkkk’ tangan kananku terinjak oleh salah satu orang dari kerumunan yang ada. “Yaaaaaaaa!!!!!!!!!” pekikku sambil menahan sakit. Percuma saja, aku hanya seorang diri sedangkan kerumunan itu terus menerjangku. Aku meringis kesakitan, suara ku kalah kencang dengan teriakan mereka yang memanggil nama-nama member kesukaan mereka. Tiba-tiba, ku rasakan seorang namja mencoba menarikku, dia menarik lengan kiriku. Dia membantuku berdiri, kucoba mengangkat diriku sendiri dan ikut dengannya. Aku tetap meringis kesakitan, kuperhatikan namja yang membantuku tadi, dia memakai blazer berwarna hitam dan masker berwarna merah bermotif kotak-kotak. ‘ahh, siapa orang ini? Kenapa aku mau saja diajak pergi begini sama dia.’ Ujarku. Tapi, keadaan ku saat ini tidak memungkinkan aku untuk kabur darinya, kulihat tangan kananku, darahku mengalir deras, aku tetap meringis kesakitan. Namja itu membantuku menerobos kerumunan ELF, tapi aku bingung, kenapa malah rombongan ELF itu mengejar-ngejar aku dan namja ini? Aku semakin kebingungan, kenapa malah namja ini menghampiri rombongan member SJ? Aku kemudian ditarik oleh salah satu member ke dalam sebuah mini bus berwarna hitam. Mini bus itu pun akhirnya jalan meninggalkan bandara, namja yang menolongku tadi duduk di sampingku. Di belakang kami ada 3 member SJ, di samping supir mini bus, tampak seseorang yang menurutku adalah manajer SJ. Namja itu melepaskan masker merah kotak-kotaknya, dan berkata kepadaku, “gwenchanasseyo?” tanyanya dengan nada cemas. “ne.” jawabku singkat sambil sesekali meringis kesakitan. “tapi lihat! Tangannya berdarah.” Teriak salah satu member yang duduk di belakang kami. “ah, aku baik-baik saja.” Ujarku dengan nada meyakinkan. “tapi, sebenarnya aku mau dibawa kemana?” tanyaku. “Kamu ikut dengan kami saja dulu.” Ujar namja yang duduk disampingku. “Tapi, aku tidak kenal kalian. Ah, ani, aku tahu kalian siapa, tapi aku tidak kenal kalian siapa saja.” Tanyaku. Dan membuat mereka yang ada di dalam van kebingungan. “ah! Kita lupa memperkenalkan diri kita dengannya. Annyeonghasseyo, Ryeowook imnida.” Ujar member SJ yang duduk di belakang. “Yesung imnida.” Ujar namja yang duduk di samping Ryeowook. “Eunhyuk imnida.” Ujar namja yang duduk di samping Yesung. “ne, annyeonghasseyo. Nae Ssa imnida, bangapsumnida.” Ujarku sambil menundukkan badan. “Lalu?” ku lirik namja yang duduk di sampingku. “ahh, Cho Kyuhyun imnida. Aku biasa dipanggil Kyuhyun.” Ujarnya. “ahh~ gomawo Kyuhyun-ssi sudah membantuku.” Jawabku. Eunhyuk langsung mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tas, “ini.” Ujarnya seraya memberikan kotak itu kepada Kyuhyun. “Yaa!! Sejak kapan kamu membawa kotak obat-obatan? Bukankah kamu sangat malas untuk membawa barang-barang seperti itu?” tanya Yesung. “Itu memang bukan aku yang bawa hyung. Aku ambil dari tas Ryeowook.” Jawab Eunhyuk dengan santai. “aigoo~ dasar anak ini!!” ujar Yesung dengan nada kesal. “Sudah hyung, kalian ada-ada saja, masa di depan seorang yeoja bertengkar begitu sih?” kata Kyuhyun sambil membuka kotak obat-obatan, lalu mengambil gulungan perban kemudian dia memegang tangan kananku, dan memakaikan perban itu di tanganku. “Gamsahamnida.” Ucapku ketika Kyuhyun selesai memasang perban di tanganku. “ne, cheonmaneyo.” Balasnya sambil tersenyum. Ryeowook, Yesung dan Eunhyuk hanya diam saja dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Aku lalu merogoh saku jaketku, ‘ah, handphone-ku.’ Tiba-tiba aku teringat untuk menelepon ayah, tapi ketika kucari, aku tidak menemukan ponselku. ‘tasku?’ aku kembali panik ketika tidak melihat tasku. Andwe! Jangan-jangan tas dan ponselku terjatuh di bandara. Eunhyuk, Ryeowook, Yesung dan Kyuhyun kebingungan melihat aku yang tampak panik. “ada apa?” tanya Kyuhyun. “Ponsel dan tasku!!!! Pasti ketinggalan di bandara.” Ujarku. “Kita sudah tidak mungkin kembali ke bandara, kamu ikut kami kembali ke dorm kami dulu dan ini..” ujarnya sambil memberikan aku sebuah ponsel berwarna biru. “kamu pakai ponsel ku dan hubungi ayahmu.” Ucapnya. “ne, gamsahamnida.” Ucapku sambil mengambil ponselnya. Ku telepon ayah dan menjelaskan tentang kejadian di bandara tadi. Ayah ternyata menyadari aku yang terpisah dengannya tadi di bandara, ketika mencariku, dia menemukan tas ku, ayah panik dan berkeliling bandara mencariku. Lalu, Kyuhyun memberitahu aku alamat dorm mereka dan meminta ayah untuk menjemputku disana. Sesampai nya kami di dorm SJ .. “lho, dia siapa?” tanya seseorang yang ku tahu adalah leader SJ, Teukie. “annyeonghasseyo. Choneun Nae Ssa imnida, bangapsumnida.” Ucapku memperkenalkan diri kepada Teukie dan member lainnya. Kyuhyun menjelaskan kejadian di bandara tadi. Wajar saja tadi Teukie terkaget melihat aku, karena saat Kyu dan 3 member lainnya menolongku, Teukie dan rombongan member lainnya sudah berangkat lebih dahulu. 30 menit kemudian, akhirnya ayahku datang, setelah mengobrol sebentar, aku dan ayah pun pamit kepada semua member SJ yang ada disitu. Tiba-tiba aku teringat Nii Ssa eonni. Ku keluarkan note kecil ku, lalu aku hampiri Teukie, “ehm, Teukie oppa, apa aku boleh meminta tanda tanganmu?” tanyaku seraya menyodorkan note ku kepadanya. “ne.” jawab teukie sambil mengambil note dari tanganku. “tapi, oppa. Nanti tulis untuk Nii Ssa ya oppa. Ini untuk eonni-ku, dia sangat suka SJ, apalagi sama kamu oppa.” Ujarku dengan antusias. “ah, arasso.” Ujar teukie sambil tersenyum. “kamu tidak minta tanda tangan kami juga?” tanya Kyuhyun. “aniyo. Yang aku tahu, Nii Ssa eonni cinta matinya sama Teukie oppa.” Ucapku. “bukan, maksudku tanda tangan untukmu.” Ujar Kyuhyun lagi. “ah. Ani, gomawo.” Ucapku dengan santai. Aku dan ayah akhirnya berpamitan, Kyuhyun mengantar kami hingga ke mobil pamanku. Aku berpamitan pada Kyu, dia sempat meminta nomer ponselku, lalu ku berikan dia nomer ponsel Korea yang aku beli tadi ketika turun dari pesawat. Setelah pertemuan pertama dengan Kyuhyun, aku dan dia selalu saling mengirim pesan. Walau aku baru mengenalnya, namun aku sudah mulai bisa menebak bagaimana karakternya. Sosok yang sebenarnya jika dilihat terkesan pendiam padahal dia sangat blak-blakan. Terkesan cuek padahal peduli terhadap orang lain. Tapi, sikap cuek dia pasti akan kambuh kalau dia sudah mulai asik bermain games. Aku di Korea hanya selama 2 minggu, tapi entah kenapa aku merasa tidak ingin pulang ke Indonesia. ‘Tunggu dulu, ada apa denganku? Kenapa ada perasaan seperti susah untuk pergi dari negara ini?’ tanyaku dalam hati. Kyuhyun sudah tahu kalau aku akan kembali ke Indonesia, aku sudah memberitahu nya 3 hari yang lalu, dan sekarang tinggal 2 hari lagi aku berada di Korea. Kyuhyun tidak menghubungiku seharian ini. Aku ingin mengirim pesan atau menelepon nya tapi aku takut mengganggu dia, mungkin dia sangat sibuk lagipula aku ini siapa? Hanya teman yang baru dikenalnya selama beberapa hari, kenapa aku menjadi orang yang sok penting seperti ini? ‘Tunggu dulu, ada apa denganku? Kenapa ada perasaan seperti ini?’ tanyaku lagi di dalam hati. Aku membenci perasaan seperti ini. Ya, perasaan dimana jantungmu berdegup kencang ketika memikirkan seseorang, pikiranmu kacau jika sedang gundah mengetahui kabarnya dan yang lainnya. Bagiku, perasaan seperti itu tidaklah memiliki nilai keindahan sama sekali malah membuat aku kesal. Tapi, sebenarnya mungkin bukan perasaan itu yang harus disalahkan, mungkin lebih tepatnya menyalahkan aku yang egois ini. Semenjak cinta pertamaku pergi meninggalkanku, aku langsung menyalahkan diriku yang mencintainya. Aku trauma akan perasaan CINTA!!! Aku benci mencintai seseorang kecuali keluargaku tentunya. Tapi, ada apa ini? Kenapa aku merasakan perasaan seperti 5 tahun yang lalu? Tidak, tidak boleh! Tidak seharusnya ada perasaan seperti ini! Banyak hal yang harus aku pikirkan jika ingin meneruskan perasaan ini. Terlalu beresiko! Kalau aku mencintai namja biasa-biasa saja mungkin tidak apa-apa, tapi ini… CHO KYUHYUN!!!! Semua orang tahu siapa dia!! Sangat mustahil!! Aku berusaha meyakinkan diriku kalau mustahil untuk meneruskan perasaan aneh ini kepada orang itu. Sehari sebelum aku kembali ke Indonesia, dia tidak menghubungiku sama sekali. Mungkin, pesanku saat itu adalah yang terakhir untuknya. ‘Baguslah!’ ujarku. Dengan begitu, aku pasti akan cepat melupakan perasaan yang sangat menyebalkan ini. Ayah dan paman pergi keluar untuk membeli sesuatu, tinggal aku dan haelmoni di apartemen. Haelmoni sudah tidur, sedangkan aku sibuk membereskan barang-barangku. Ponselku bergetar, ketika kulihat, “Cho Kyuhyun”, rasanya aku tidak ingin mengangkat telepon darinya, tapi pikirku mungkin dia ingin mengucapkan perpisahan denganku. “Yoboseyo.” Ucapku. “Ne, Nae Ssa-ah, kamu sedang apa?” tanya Kyuhyun. “Sedang membereskan barang-barangku, oppa. Ada apa, oppa?” tanyaku pada Kyuhyun. “Ahh. Kamu jadi kembali ke Indonesia besok?” tanya Kyuhyun lagi. “Ne, oppa. Hmm, aku sekalian ingin ngucapin selamat tinggal ke oppa. Terima kasih untuk semuanya selama 2 minggu ini. Tolong sampaikan salamku untuk oppa yang lainnya. Suatu kebanggaan buat aku lho, oppa, bisa kenal dekat dengan Super Junior. Heheee.” Ucapku sambil tertawa. Tidak ada tanggapan dari Kyuhyun. Diam…. “oppa? Kamu masih disitu?” tanyaku penasaran. “Ah, ne. Nae Ssa-ssi….” Ucap Kyuhyun tanpa melanjutkan kata-katanya. “wae, oppa? Ada apa? Kamu baik-baik saja kan?” tanyaku dengan nada penasaran. “Kamu bisa ke dorm sekarang? Aku sedang tidak enak badan. Tidak ada orang disini, aku sendirian. Tolong bantu aku.” Jawab Kyuhyun, terdengar olehku nada suaranya yang semakin melemah. “oppa, gwaenchana? Aku akan kesana sekarang. Oppa tiduran dulu di kamar, nanti kalau aku sudah sampai, aku telepon oppa.” Jawabku dan langsung menutup telepon. Ku tunggu ayah dan paman pulang, kemudian minta paman mengantarkan aku ke dorm SJ, ayah di apartemen menemani haelmoni. Setelah mengantarku, aku meminta paman pulang saja dahulu, nanti kalau aku sudah akan pulang, baru minta tolong dijemputnya lagi. Aku tiba di depan pintu dorm, ku telepon Kyuhyun, dia langsung membukakan pintu untukku. Kulihat matanya yang terlihat sayu, dia memakai piyama berwarna putih. Dia mengajakku masuk, dia terlihat sangat lemas, dia duduk di sofa dekat ruang makan, aku duduk di sampingnya, menanyakan apa dia baik-baik saja sambil memegang dahinya. “aku tidak apa-apa.” Jawab Kyuhyun sambil menepis tanganku yang memegang dahinya. “aishhh~ oppa!! Jelas-jelas kau sedang sakit.” Ucapku dengan nada kesal. Aku langsung menyuruh Kyuhyun kembali ke kamarnya untuk istirahat. Dia menuruti permintaanku. Aku menuju dapur, membuatkan bubur hangat untuknya. Selesai membuat bubur, aku ke kamarnya, membangunkannya dan menyuruhnya untuk makan. Dia menolak pada awalnya, aku memaksanya dan dia akhirnya mau makan juga. Ku tinggal dia yang sedang makan, kembali ke dapur, mengambil beberapa es batu dan membuat kompresan untuknya. Kusuruh dia berbaring dan memberikan kompresan untuknya. Kurapikan selimutnya, lalu dia berkata kepadaku, “Apa aku orang yang aneh? Apa aku benar-benar orang yang cuek?” tanyanya padaku. “iyaa.” Jawabku singkat. “jeongmalyo? Lalu, aku harus bagaimana?” tanyanya lagi. “Bagaimana apa oppa? Aku tidak mengerti maksudmu.” Ucapku. “Bagaimana supaya aku tidak menjadi orang yang aneh dan cuek lagi?” ucapnya. “kok tanya aku? Itu semua kan tergantung dari oppa, hanya oppa yang tahu bagaimana caranya supaya tidak dianggap orang yang aneh dan cuek lagi oleh orang lain.” Jelasku. “aku bingung, Nae Ssa-ah.” Ucapnya sambil sesekali memejamkan matanya dengan agak lama. “kenapa oppa?” tanyaku penasaran. “Aku mencintai seseorang..” ucapnya lalu berhenti berkata. deg… dia sedang jatuh cinta? Sama siapa? Pertanda aku akan sakit hati lagi. “lalu?” tanyaku. “Tapi, entah kenapa aku merasa tidak berguna baginya. Aku terlalu cuek kepadanya. Dia ingin berpisah dariku. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menerima keputusan dia itu.” Ucapnya. Tidak! Ada apa ini? Kenapa dengan dia? Kenapa aku melihat ada airmata yang jatuh dari mata tajamnya itu? Entah kenapa aku serasa ingin memeluknya, tapi aku tidak bisa. Aku tidak berkata apa-apa lagi kepadanya, ku lihat dia mulai menutup matanya, dan dia tertidur. Gidarinda miinah, hope you’ll step to me step to me. Saranghanda miinah, bring it sign to me sign to me. Hp Kyuhyun tiba-tiba berbunyi, ‘ah, ada pesan!’ ujarku dalam hati. Aku ingi mengecek siapa yang mengirimi dia pesan, tapi aku takut tidak sopan. Sudah jam 12 malam, Eunhyuk dan Yesung oppa sudah sampai di dorm, sebelum pamit kepada mereka, aku mengambil selembar kertas dan menulis sesuatu untuk Kyuhyun, Kyuhyun oppa, jaga kesehatanmu baik-baik. Jangan terlalu lelah, jangan lupa makan yang teratur juga. Ps: aku rasa kamu tidak terlalu aneh, oppa! Mungkin karena aku belum lama mengenalmu, tapi percaya padaku, kamu akan mendapatkan kekasihmu lagi. Mungkin dia hanya butuh waktu. Semangat, oppa! Fighting ^^ . Oh iya, aku akan pulang ke Indonesia besok, semoga kita berjodoh dan bisa bertemu lagi. —————————————————————————– Aku kembali ke Indonesia. Surat yang aku tulis untuk Kyuhyun adalah pesan terakhir ku untuknya. Kami tidak pernah saling berkomunikasi lagi. Mungkin Kyuhyun tidak pernah tau bagaimana kabarku, tapi aku tahu bagaimana kabarnya. Iyaa! Dia kan seorang artis, beritanya dimana-mana, tidak susah untukku untuk mengetahui kabar terbaru tentangnya. Terakhir yang aku dengar, dia berkata kalau sekarang sedang jatuh cinta. Aku ikut senang mendengarnya walaupun sakit hati tentunya. Tapi sampai saat ini, siapa sosok yeoja yang dicintai Kyu oppa masih dia rahasiakan. 1 bulan setelah kepulanganku dari Korea, tiba-tiba ayah dan ibuku mendapat kabar kalau haelmoni meninggal dunia. Kami sekeluarga pun langsung ke Korea. Keadaan kami sangat terpukul, tidak menyangka kalau pertemuan aku dan ayah satu bulan lalu dengan haelmoni adalah pertemuan kami yang terakhir. Nii Ssa eonni tidak bisa lama-lama di Korea karena pekerjannya yang tidak bisa ditinggal lama. Aku, ayah dan ibu tetap tinggal di Korea selama 2 minggu. Suatu ketika, aku pergi ke Namsan Tower sendirian. Setiba disana, ku lihat kerumunan orang dekat Teddy Bear Museum, dan ya seperti diduga, mereka adalah rombongan ELF. ‘Super Junior, lagi?’ tanyaku dalam hati. ‘itu artinya pasti ada kyuhyun’ ucapku lagi. Tapi, aku sama sekali tidak berminat menghampiri kerumunan tersebut lagipula pikirku, Kyuhyun pasti sudah lupa denganku. Aku pun langsung naik ke N Tower. 30 menit kemudian, aku turun dan melihat sudah tidak ada keramaian. ‘aku lapar’ pekikku dalam hati. Aku pun langsung pergi menuju sebuah restoran ramyun dekat dari N Tower. Suasana restoran saat itu sangat ramai, tapi untungnya tidak susah bagiku untuk mencari tempat duduk bagi satu orang. Aku pun memesan satu mangkok ramyun dan air mineral. Aku makan dengan lahap sekali. Setelah makan, aku duduk sebentar, asik melihat foto-foto hasil jepretanku selama seharian ini. Tiba-tiba ada sebuah rombongan yang turun dari lantai atas restoran, aku bisa mendengar keramaian mereka tapi tidak peduli. Lalu, kulihat seseorang menghampiriku dan, “Nae Ssa-ssi?” Ku tengok orang yang memanggil namaku, seorang namja memakai blazer berwarna cokelat tua dan celana hitam. ‘Cho Kyuhyun?’ ujarku dalam hati. Aku pun langsung berdiri dari tempat dudukku, menaruh kamera digital-ku di meja lalu, “ah. Annyeonghasseyo.” Jawabku sambil membungkukkan badan. Tapi, tiba-tiba Kyuhyun menarik tanganku. Aku bingung akan dibawa ke mana olehnya. Sekarang kami berada di sebuah taman dekat dari restoran ramyun tadi, ku lepaskan tangan Kyuhyun yang memegangku. “Yaa!! Ada apa, oppa? Kenapa aku dibawa kesini?” tanyaku dengan nada sedikit kesal. Dia langsung memelukku. Memelukku dengan erat seakan-akan kami sudah lama sekali tidak pernah bertemu. Aku berusaha melepaskan diri dari pelukannya, tapi tenagaku tidak kuat, ku biarkan dia memelukku dan tanpa aku sadari tiba-tiba aku menangis. Aku tidak tahu perasaan seperti apa yang saat ini aku rasakan, aku merindukannya, sangat merindukannya. Dia yang aku pikir telah melupakanku ternyata masih bisa memanggil namaku, dia yang aku pikir tidak pernah mengingat aku lagi ternyata sekarang sedang memelukku dengan erat. Ada apa ini? “Bogoshippo~” tiba-tiba Kyuhyun berbisik pelan. “ne?” tanyaku dengan nada kaget. Kyuhyun melepaskan pelukannya, aku langsung menghapus airmataku dengan kedua tanganku sambil menundukkan kepala. “Aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi tapi ternyata…” ujar Kyuhyun tanpa melanjutkan kata-katanya. “Ne, oppa. Aku juga pikir seperti itu.” Jawabku singkat. “Apa kamu tidak merindukan aku juga?” tanyanya dengan nada penasaran. “ne? ah, iya, aku rindu sama oppa dan member Super Junior lainnya.” Jawabku. “Kalau gitu, malam ini kamu mau ikut denganku?” tanyanya. “Kemana, oppa?” tanyaku. “Temani aku ke sungai Han.” Jawabnya. “ah, ne oppa. Tapi mari kita kembali ke restoran dulu, tas ku ketinggalan disana.” Ucapku sambil menarik tangan Kyuhyun. Aku dan Kyuhyun berpamitan dengan rombongan member SJ yang lain, kami ke sungai Han dengan naik taksi. Setiba kami di sungai Han … “Kenapa waktu itu kamu tidak pamit padaku?” tanya Kyuhyun tiba-tiba. “ne? bukankah aku sudah pamit dengan oppa? Memangnya oppa tidak membaca surat dariku?” tanyaku dengan penasaran. “aku membacanya. Tapi, aku merasa sedih saja kamu tidak berpamitan langsung denganku, malah melalui surat saja. Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan kepadamu saat itu.” Jelasnya. “Oppa, kondisi mu saat itu masih dalam keadaan sakit, lagipula aku tidak tega membangunkan oppa yang saat itu sudah tertidur lelap, makanya aku hanya berpamitan denganmu melalui surat.” Jelasku. “Dan kamu tahu hal yang membuat aku paling kesal denganmu?” tanya Kyuhyun. “Mwo? Aku membuatmu kesal kenapa, oppa?” tanyaku dengan nada memelas. “Kamu tidak memberikanku nomor ponselmu. Nomor ponsel mu di Indonesia.” Tanyanya dengan nada kesal. “ahh, mianhaeyo oppa. Aku lupa.” Ucapku sambil tersenyum. Suasana hening, kami duduk berdampingan, tapi terlihat canggung ingin berbincang tentang apalagi. Lalu aku, “Oppa, bagaimana hubunganmu dengan pacarmu?” tanyaku dengan nada pelan. ‘pabo!! Kenapa aku malah menanyakan hal seperti itu’ ujarku dalam hati. “Pacar? Pacar siapa? Yang mana?” tanya Kyuhyun kepadaku. “lho, bukannya saat ini oppa sudah punya pacar? Terakhir waktu aku merawat oppa di dorm juga, oppa cerita padaku kan tentang yeoja yang oppa cintai?” tanyaku dengan nada meyakinkan. “hahaha… iya ya? Aku lupa. Lagipula waktu itu aku bilang padamu kalau aku sedang jatuh cinta bukan sedang berpacaran kan?” tanyanya sambil tertawa. OMO!!! Ada apa ini? Kenapa jantungku berdegup dengan kencang melihat senyumnya, melihat tawanya yang sangat bahagia itu. “lho?” ujarku kebingungan. “Lalu, siapa yeoja yang pernah oppa bilang di sebuah acara sekitar beberapa minggu yang lalu?” tanyaku dengan penasaran *lagi*. “Wah, kamu ini ternyata ya diam-diam memperhatikan aku juga, apa sekarang kamu sudah menjadi ELF? Hahaha.” Jawabnya sambil tertawa lepas. “ani, aniyo. Aku belum jadi ELF kok.” Jawabku polos. “aku serius, oppa? Aku ya hanya penasaran saja ingin tahu, aku sempat masuk ke sebuah situs yang ramai oleh para ELF, mereka terdengar sangat patah hati dan kecewa sama keputusan oppa itu.” Ucapku. “termasuk kamu?” tanyanya sambil melirik kepadaku. “mwo?? Aniyo!! Ah, sudahlah! Memang ga akan ada habisnya kalau ngobrol hal yang serius dengan oppa!!” jawabku dengan kesal. “Apa kamu masih ingat apa yang aku katakan padamu ketika aku sakit itu?” tanya Kyuhyun tiba-tiba dengan nada serius. “hmm, oppa sedang jatuh cinta dengan seorang yeoja tapi yeoja itu ingin berpisah dengan oppa lalu oppa merasa bersalah karena hal yang membuat yeoja itu meninggalkan oppa karena sikap cuek oppa.” Jelasku sambil mengingat-ingat. “Tidakkah kamu sadari kalau yeoja yang aku maksud itu adalah KAMU?” Kyuhyun bertanya lagi padaku. MWO?? Tiba-tiba jantungku seperti berhenti berdetak. Apa yang dia katakan barusan? Apa? Apa? Apa dia bilang kalau yeoja yang dia maksud itu adalah aku?? Aku langsung menatap Kyuhyun, dia menatapku juga, kedua mata kami saling bertemu, saling memperhatikan. Tapi, aku langsung memalingkan pandanganku ke arah lain. Kami terdiam. “Nae Ssa?” tanya Kyuhyun sambil menatapku. “ahh. Ne oppa.” Tanyaku dengan nada kaget. “Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan ku?” tanyanya. “ahh, aku bingung oppa!!!! Aku ga ngerti apa yang oppa maksud??” tanyaku sambil mengacak-acak rambutku. “hahahaha..” Kyuhyun tertawa. Dia tertawa sambil ikut mengacak-acak rambut ikal-ku. Dia menarik tubuhku agar posisi kami berdua berhadap-hadapan. Dia memegang pundakku dengan kedua tangannya, aku menundukkan kepala. “Nae Ssa-ah, saranghaeyo….” Ucap Kyuhyun. Deg!!!!!!!!!!!! Seketika aku bisa merasakan jantungku berhenti berdetak, aliran daraku terasa menjadi beku. “mwo? Mwo?” tanyaku dan langsung menatap Kyuhyun. Tapi, tiba-tiba dia menciumku!!!! Ahhhhh!!! Ada apa ini? Apa yang sedang namja ini lakukan?? Dia melepaskan ciumannya lalu berkata, “Saranghaeyo, Nae Ssa-ah. Aku mencintaimu, kamu lah yeoja yang waktu itu aku maksud. Kamu lah yeoja yang sempat aku sebut di sebuah acara. Orang itu kamu, kamu, chagiya.” Jawabnya sambil tersenyum. “Tapi? Tapi? Kenapa bisa aku? Bukankah oppa bilang kalau yeoja yang oppa cintai itu ingin berpisah sama oppa? Sedangkan aku kan..” ucapku tanpa melanjutkan kata-kataku. “lho, memang kamu ingin berpisah denganku kan?” tanyanya dengan senyum nakalnya. “ah, oppa. Tapi itu kan karena kau memang harus pulang ke Indonesia. Aku kan tidak tinggal disini, aku harus pulang ke Indonesia, oppa!!!” tegasku. “oh iya, aku tidak begitu memperhatikan hal itu. Yang aku tahu ya kamu ingin berpisah dariku.” Jawabnya enteng. MWO? Namja ini!!!!!!! Aku merasa dipermainkan olehnya, ada apa ini?? Aku senang kalau ternyata cintaku kali ini tidak berepuk sebelah tangan, tapi …… “Kamu marah padaku?” tanya Kyuhyun sambil menatapku. “ani. Aku hanya merasa dipermainkan sama oppa.” Sindirku kepadanya. “lho? Kenapa malah jadi kesal sama aku? Tapi, apa kamu juga mencintai aku?” tanya Kyuhyun. Aku terdiam… “Oppa tahu, aku sangat benci sama yang namanya cinta….” Ujarku tanpa melanjutkan kata-kataku. Ku lihat Kyuhyun, dia lalu menundukkan kepalanya. Dia tidak menatap kearah ku lagi kali ini. “Aku dulu pernah disakiti oleh seorang namja oppa, dia sangat aku cintai, dia segalanya bagiku. Tapi, dia membuatku kecewa, dia tinggalkan aku tanpa kabar, aku seperti orang bodoh terus mencari tahu dimana dia berada, aku seperti orang yang kehilangan arah ketika itu. Ayah dan ibu sangat sedih melihat kondisiku saat itu. Aku sangat menyedihkan, oppa. Butuh 5 bulan bagiku untuk kembali ke kehidupan normalku dan setelah 5 bulan itu, aku mulai membenci perasaan CINTA!!” jelasku sambil menitikkan airmata. Kyuhyun masih terdiam, dia tetap tidak menatap ke arahku. Ku pegang kedua pundaknya, ku arahkan dia menghadapku, lalu aku memeluknya. Aku menangis, aku menangis ketika memeluknya, “Apa oppa pernah merasakan hal yang sama denganku? Apa oppa bisa mengerti kondisi perasaanku?” tanyaku masih dalam kondisi memeluknya. “ne.” jawabnya pelan. “Aku juga mencintaimu, Kyuhyun oppa. Na-do saranghaeyo…” ucapku. Kyuhyun terlihat sangat kaget dengan pernyataan cintaku barusan, dia langsung ingin melepaskan pelukanku, tapi aku berusaha tetap memeluknya. “Biarkan aku tetap memelukmu, oppa. Hanya sebentar saja.” Pintaku. “Mungkin aku bukan orang yang lebih baik dari orang yang kamu cintai dulu tapi percayalah padaku, aku akan berusaha menjadi yang terbaik untukmu, hanya untukmu.” Ucap Kyuhyun. Kali ini, dia berbalik memelukku dengan erat, ku rasakan sebuah kehangatan. Terasa sangat nyaman, cuaca dingin di pinggir sungai Han tidak begitu terasa olehku. Aku menangis, aku menangis, dan dia tetap memelukku. ————————————————————– Aku dan Kyuhyun akhirnya resmi berpacaran. Tidak banyak yang tahu akan hubungan kami ini. Hanya orang-orang terdekat kami saja. Tentu saja kami tidak berani mengumbar hubungan ini ke publik karena bisa menimbulkan rumor dimana-mana lagipula aku tidak begitu suka juga mendapat peliputan dan yang lainnya. FLASHBACK END – Ayah dan ibu mengantar ku ke bandara. Aku memeluk mereka dan berpamitan dengan mereka, ayah juga berpesan kepadaku untuk mengunjungi paman di Incheon dan menengok makam haelmoni ketika di Korea nanti. Tepat pukul 6 sore waktu Korea aku akhirnya tiba di Korea. Kyuhyun tidak menjemputku, tentu saja, karena aku memang tidak memberitahunya kepastian dariku apakah aku jadi ke Korea atau tidak, sudah sejak pagi dia mengirim pesan dan mencoba meneleponku tapi sengaja aku abaikan, aku ingin mengerjainya. Aku sangat rindu padanya, sudah hampir 6 bulan aku tidak bertemu dia dengan langsung. Aku langsung naik bus bandara menuju ke Myeondong, aku ingin jalan-jalan dulu. Suasana Myeondong memang tidak pernah sepi, selalu saja ramai, apalagi tempat ini memang tempat favorit bagi para warga korea dan para turis asing tentunya. Tapi, lagi dan lagi, kulihat kerumunan orang memakai baju berwarna biru dan memegang banner Super Junior. ‘kenapa setiap kali aku pertama datang ke korea pasti bertemu dengan SJ langsung?’ tanyaku heran dalam hati. Aku iseng ikut bergabung dengan kerumunan itu, ternyata sedang ada syuting sebuah reality show, ku lihat ada Teukie oppa, Eunhyuk oppa, Yesung oppa dan tentu saja, namja-ku Kyuhyun. Mereka sedang diwawancarai oleh seorang MC yang ku kenal, Lee Jungshin. “Kyuhyun-ssi, bagaimana hubungan mu dengan artis Hae Rin? Kami dengar kalian sudah mempersiapkan pertunangan?” tanya Jungshin kepada Kyuhyun. MWO?? Hae Rin? Kyuhyun? Tunangan? Ada apa ini?? TO BE CONTINUE ^^ TAKE OUT WITH FULL CREDIT
Post a Comment